Breaking News

Saturday, April 11, 2015

Setia?


Basic Knowledge-Suatu kisah yang mudah-mudahan bisa kita ambil hikmahnya tentang bagaimana arti kesetiaan, kisah ini pernah ditayangkan di TV tepatnya di metro TV, dan ini dia kisahnya.

Ini narasi riil, beliau yaitu Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangatlah populer di kelompok Pasar Modal serta Investment, beliau juga sangatlah berhasil dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia. Apa yg diutarakan beliau yaitu sangatlah benar sekali. Silahkan baca serta dihayati. 

Dipandang dari usianya beliau telah tak muda lagi, umur yg telah senja bahkan juga telah mendekati malam, Pak Suyatno 58 th. kesehariannya berisi menjaga istrinya yang sakit istrinya juga telah tua. Mereka menikah telah lebih 32 th.. Mereka dikarunia 4 orang anak. 

Disinilah awal cobaan menimpa, sesudah istrinya melahirkan anak ke empat mendadak kakinya lumpuh serta tak dapat digerakkan. Itu berlangsung sepanjang 2 th.. Mencapai th. ke tiga, semua badannya jadi lemah bahkan juga merasa tak bertulang, lidahnyapun telah tak dapat digerakkan lagi. 

Sehari-hari pak suyatno memandikan, bersihkan kotoran, menyuapi, serta mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Saat sebelum pergi kerja, dia tempatkan istrinya didepan TV agar istrinya tak terasa kesepian. Walaupun istrinya tidak bisa bicara namun dia senantiasa lihat istrinya tersenyum. 

Untunglah tempat usaha pak suyatno tak demikian jauh dari tempat tinggalnya hingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, ganti baju serta selepas saat maghrib dia rekani istrinya nonton tv sembari menceritakan apa2 saja yg dia alami sepanjang hari. Meskipun istrinya cuma dapat melihat namun tak dapat menyikapi, Pak Suyatno telah cukup suka, bahkan juga dia senantiasa menggoda istrinya tiap-tiap pergi tidur. 

Kebiasaan ini dikerjakan Pak Suyatno kurang lebih 25 th., dengan sabar dia menjaga istrinya bahkan juga sembari membesarkan ke 4 buah hati mereka, saat ini anak2 mereka telah dewasa, tinggal si bungsu yg masih tetap kuliah. 

Disuatu hari, keempat anak suyatno berkumpul dirumah orangtua mereka sembari menjenguk ibunya. Lantaran sesudah anak mereka menikah, telah tinggal dengan keluarga semasing serta Pak Suyatno mengambil keputusan ibu mereka dia yang menjaga, yang dia kehendaki cuma satu seluruhnya anaknya sukses. 

Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yg sulung berkata “Pak kami mau sekali menjaga ibu, sejak kami kecil lihat ayah menjaga ibu, tak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir ayah, bahkan juga ayah tak izinkan kami melindungi ibu”. 

Dengan air mata berlinang anak itu meneruskan kalimat : “sudah yang ke empat kalinya kami mengijinkan ayah menikah lagi, kami rasa ibupun bakal mengijinkannya, kapan ayah nikmati saat tua ayah, dengan berkorban seperti ini kami telah tak tega lihat ayah. Kami janji kami bakal menjaga ibu sebaik-baik dengan cara bertukaran”. 

Pak Suyatno menjawab hal yg sekalipun tak disangka anak-anaknya : “Anak-anakku… Seandainya perkawinan & hidup didunia ini cuma untuk nafsu, mungkin saja ayah bakal menikah.. namun ketahuilah karenanya ada ibu kalian disampingku itu telah kian lebih cukup, dia sudah melahirkan kalian. Sesaat kerongkongannya tersekat, kalian yg senantiasa kurindukan ada di dunia ini dengan penuh cinta yg tak satupun bisa dihargai dengan apa pun. ” 

“Coba kalian bertanya ibumu apakah dia inginkan keadaannya seperti ini? Kalian inginkan ayah bahagia, apakah bathin ayah dapat bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya saat ini, kalian inginkan ayah yang masih tetap di beri Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimanakah dengan ibumu yg masih tetap sakit. ” 

Sesaat meledaklah tangis anak-anak pak suyatno. Merekapun lihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangatlah dicintainya itu. 

Sampailah pada akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk jadi nara sumber serta merekapun ajukan pertanyaan pada Suyatno, mengapa dapat bertahan sepanjang 25 th. menjaga Istrinya yang telah tak dapat apa-apa. 

Sewaktu tersebut meledak tangis beliau dengan tamu yang ada di studio, umumnya golongan perempuanpun tak mampu menahan haru. Disitulah Pak Suyatno bercerita.. ” Bila manusia di dunia ini mengagungkan suatu cinta dalam perkawinannya, namun tidak ingin berikan (berikan saat, tenaga, pikiran, perhatian) itu yaitu kesia-siaan”. 

“Saya pilih istri saya jadi pendamping hidup saya, serta pada saat dia sehat diapun dengan sabar menjaga saya, menyukai saya dengan hati serta bathinnya bukanlah dengan mata, serta dia berikan saya 4 orang anak yg lucu-lucu. Saat ini dia sakit lantaran berkorban untuk cinta kita berbarengan. Serta itu adalah ujian untuk saya, apakah saya bisa memegang prinsip untuk mencintainya apa yang ada. Sehatpun belum pasti saya mencari penggantinya terlebih dia sakit…” 

Hidup yaitu Perjuangan tanpa ada henti-henti, tak perlu kau tangisi hari tempo hari.

No comments:

Post a Comment

Designed By