Breaking News

Saturday, March 28, 2015

BIOGRAFI K.H. ABDUL QODIR ROZY

BIOGRAFI MAMA SYAIKHUNA KH. ABDUL QODIR ROZY
Pengasuh Pondok Pesantren Albarkah Cianjur

1. Sejarah Kelahiran serta Nasab Keturunan 
Disebuah lereng gunung gede yang hijau ranau, dengan udaranya yang sejuk menusuk tubuh, ditanami oleh pohon-pohon the yang sangatlah indah dipandangan mata, ada suatu kampung yang aman, damai, penuh dengan aktivitas kegiatan yang islami. Daerah yang jauh dari keramaian kota serta masyarakat yang sebagian besar bekerja juga sebagai petani dengan kebiasaan istadat sundawi mwnambah ciri khas pada daerah itu. Pada saat penjajahan Belanda di Indoensia, sewaktu beberapa pejuan kita berjihad membela agama serta tanah air terkasih, lahirlah seseorang bayi juga sebagai cikal akan warotsatul anbiya. Pada hari jum’at, dikampung cibadak Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur tanggal 15 September 1935 Masehi bertepatan dengan 29 Jumadil Akhir 1345 Hijriyyah, guru kita ibu syaikhuna KH. Abdul Qodir Rozy dilahirkan. Beliau yaitu putra ke lima dari sembilan bersaudara. Ibunya bernama Hajjah Hindun binti Abdurrahman serta ayahnya bernama Haji Fakhrur Rozy bin KH. Muhammad Yunus. 
Di antara sembilan bersaudara yang dilahirkan, beliau yaitu putra tertua yang terlahir sampai meraih dewasa atau dalam arti sunda dimaksud cikal bugang, sebagai harapan serta idaman cita cita ke-2 orangtuanya. Lantaran beliau yaitu anak cikal bugang jadi banyak usaha serta ikhtiyar yang dikerjakan oleh ke-2 orangtuanya supaya anak yang satu ini jadi anak yang sholeh, hingga saat ibunya tengah memiliki kandungan, ayahnya senantiasa membawa ibunya ke sebagian ulama untuk meminta do’a serta barokah supaya anak yang dikandung istrinya nantinya lahir dengan selamat serta panjang usianya. 
Sesudah ibnya memiliki kandungan sepanjang sembilan bln.. Jadi lahirlah bayi sebagai idaman hati mereka sampai kini. Dengan rasa sukur pada Allah SWT diadakanlah acara tasyakiuran dengan mengundang sebagian kyai serta ustadz dan tokoh tokoh orang-orang yan di pimpin oleh almarhum KH Masduki untuk memanjatkan do’a memohon kebaikan pada Allah. 
Dari uraian di atas kita bisa mengambil pelajaran, diantaranya pada orangtua sebaiknya : 
1. Mencatat dengan komplita tanggal kelahiran anak, baik dengan memakai th. masehi ataupun th. hijriyyah 
2. Melakukan hal hal kebajikan ketika ibu tengah memiliki kandungan seperti perbanyak membaca Al-Qur’an, sholawat, shodaqoh, meminta do’a pada beberapa alim Ulama serta kebajikan kebajikan yang lainnya 
3. Bersukur pada Allah SWT atas anak yang didapatkan kepadanya juga sebagai amanah dari Allah SWT. 

2. Saat pendidikan berbarengan orang tua 
Yaitu satu perkara yang cukup langka di mana orang-tua dapat memberi pendidikan pada anak dengan cara spesial hingga kuasai sebagian kitab dengan pemahaman yang baik. Begitulah hal yang berlangsung pada Syakihuna dalam pendidikan berbarengan ke-2 orangtuanya. Dengan rasa tanggung jawab yang tinggi ke-2 orangtua beliau mendidik serta mengajar hingga beliau berumur enam th.. 
Beliau cuma alami sekolah resmi hingga SD di Daerah Rawa Belut, meskipun cuma hingga kelas tiga SD, tengah tingkat SLTP cuma diikuti ujian persamaan saja. Adapun pendidikan setelah itu banyak beliau peroleh pada lingkungan keluarga serta pendidikan dibeberapa pondok pesantren yang populer. 
Saat syaikhuna masih tetap duduk di Sekolah Basic orangtuanya mewajibkan beliau untuk ikuti pengajian kitab kuning dengan jadwal lima kali mengaji dalam sehari. Hingga saat bermain sangatlah tidak sering dihadapi oleh beliau pada saat masih tetap kecil. Lantaran jadwal serta system pengajian yang diaplikasikan oleh orangtuanya sangatlah disiplin jadi banyak beliau ikuti pelajaran dari dari ayahandanya yang terkasih sambila meneteskan air mata lantaran sangksi sanksi yang di terima disebabkan mengantuk pada saat mengaji atau belum mnghapal pelajaran yang didapatkan. Walau demikian lantaran beliau memiliki kemauan yang sangatlah kuat untuk dapat di dalam mengaji jadi jiwa yang ikhlas dan semangat yanbg tak mengetahui kata putus harapan jadi modal paling utama dalam tholabul ilmi. 
Alhamdulillah, karena perjuangan yang kuat kesabaran ketekunan di dalam ikuti pelajaran yang didapatkan oleh Bapak Bundanya sejak kecil sampai meraih umur enam belas th., beliau bisa kuasai semua pelajaran yang di sampaikan kepadanya. 
Di antara kitab kitab yang di ajarkan pada beliau dari sejak kecil yaitu seperti berikut : 
 1. Al-Qur’an bit Tajwid 
 2. Safinatunnaja 
 3. Tijanuddarori 
 4. Jurumiyyah 
 5. Riyadlul Badliah 
 6. Jauharuttauhid 
 7. Kholid Azhari 
 8. Fathul qorib 
 9. Bidayatul Hidayah 
 10. Irsyadul Ibad 
 11. Minhajul Abidin 

Dengan kitab kitab inilah beliau memperoleh pemahaman basic yang cukup baik serta lalu dilanjutkan membahas lebih mendalam dipondok pondok pesantren yang lain. 
Bila kita saksikan dari kitab kitab yang dipelajari dari mulai kecil, beliau memanglah semakin banyak pelajari kitab kitab fiqih, hingga tak sangsi ragu lagi bila kita menyampaikan bahwa beliau seseorang ulama yang faqih. Kecerdasan pemikirannya memanglah disadari oleh seluruhnya susunan orang-orang, terutama dikalagan orang-orang pesantren. 
Kesimpulannya, bahwa pengkaderan untuk jadikan beliau seseorang ulama telah dikerjakan oleh ke-2 orang tuanya sejak dari kecil, ditambah dengan pendidikan serta pengajaran yang didapat dari saudaranya saudaranya bapak serta ibunya yang banyak jadi kyai (ajengan) 
Terkecuali dari itu, beliau mengaku bahwa pendidikan yang di terima dari orang tuanya berlainan, bila ayahnya banyak mendidik di dalam permasalahan pemahaman tentang kitab kitab kuning. Sedang ibnya banyak mendidik di dalam permasalahan pengetahuan Tauhid serta membaca Al-Qur’an juga tentang tarikhul Islamiyyah dengan hafalan. 
Adapun hikmah yang dapat kita peroleh dari uraian di atas salah satunya : 
 1. Pendidikan itu sebaiknya dikerjakan sejak anak berumur tiga th., lewat cara mengenalkan sedikit untuk sedikit sinyal tanda kebesaran Tuhannya, pelajaran Fiqih Beribadah serta lain lainn. Dengan hal tersebut orangtua yaitu guru pertama pada seseorang anak dalam satu lingkungan orang-orang. Sukses atau tidaknya pendidikan anak fungsi ke-2 orang bertanya sangatlah memengaruhinya. 
 2. Belajar pada saat kecil seperti mengukir di atas batu, sedang belajar sesudah tua seperti mengukir di atas air. 

3. Saat Pendidikan Di Pondok Pesantren 
Sesudah dalam kurun saat enam belas th. beliau memperoleh pendidikan dari orang tuanya jadi untuk lebih memperdalam pengkajian kitab kitab kuning itupada akhirnya beliau memperoleh izin dari orangtuanya untuk meneruskan pendidikan di sebagian pondok pesantren. Karakter haus bakal pengetahuan dan mau cepat dapat kuasai pada satu pengetahuan pada saat itu menyelebungi kalbu beliau. Hal semacam ini bisa dipandang dari kerajinannya di dalam belajar, membaca, menghapal pelajaran yangtelah di sampaikan oleh gurunya, hingga kerap sekali pada saat melaksanakan muthola’ah pelajaran hingga berlarut larut malam. 
Disuatu waktu beliau memiliki kemauan yang kuat untuk meneruskan pendidkan dipondok pesantren yang ada di Jawa. Walau demikian lantaran ayahandanya cuma memerintahkan supaya beliau belajar di Bumi Pasundan saja. 
Adapun Pondok Pesantren tempat Syaikhuna menimba pengetahuan salah satunya yaitu : 
Pondok Pesantren Gentur (Warungkondang) pimpinan KH. Abdul Qodir, diawali pada tanggal 24 Mei 1951. Dalam periode waktu lebih kurang setahun, beliau bisa kuasai sebagian kitab besar, diantaranya : Alfiyyah, Sulamul Munawwaroq, Waladiyah, Rosyidiyyah, fathul Wahhab, serta lain lain. 
Pondok Pesantren Al-Munawwariyyah di Cilaku pada th. 1952 yang di pimpin oleh Syaikhuna Al Alim KH. Ahmad Munawwar bin KH. Muhammad Rois As silagi. Beliau yaitu ulama yang faqih, salah satu murid beliau yang sukses saat ini yaitu guru kita yang terkasih Ibu Syaikhuna KH Abdul Qodir Rozy. Bahkan juga guru kita menyampaikan bahwa Ibu Munawwar yaitu guru yang paling dikagumi beliau dari keilmuannya. 
Ketika pendidikan di Pondok Cilaku, jiwa kepeminpinannya telah tampakdapat dibuktikan dengan dipilihnya beliau jadi rois atau lurah pondok saat itu. Sukai dukanya memimpin rekan rekan di Pondok beliau buat jadi pengalaman yang bernilai pada masa yang akan datang
Untuk belajar di Pondok Pesantren memanglah memerlukan ketekunan serta kesabaran yang kuat juga dapat meninggalkan semua perbuatan maksiat, supaya pengetahuan yang kita punyai dari setiap saat mengaji jadi pengetahuan yang bergunaDemikian dengan juga Syaikhuna yang dapat menyesuaikan diri juga sebagai santri yang memanglah benar benar santri, bukanlah santri yang pemalas hingga kepribadian yang kuat dan kemauan yang membaja pada saat belajar jadi misal untuk kita seluruhnya 
Untuk di Pondok Pesantren Al Munawwariyyah cilaku, beliau menetap sepanjang lima th. dengan kajian kajian kitab yakni : 
 1. Alfiyyah ibnu Aqil 
 2. Yaqulu 
 3. Sudzurudz dzahab 
 4. Tarshif 
 5. Tafsir Jalalain 
 6. Tafsir Munir 
 7. Jam’ul Jawami 
 8. Jauhar Maknun 
 9. Samarqondi 
 10. Al Iqna 
 11. Fathul wahab 
 12. Rohbiah 
 13. Minhajuttholibin 
Lalu menurut Syaikhuna, bahwa di Pondok Pesantren Cilakulah beliau terasa cukup senang serta komplittetapi walau bagaimanapun beliau terus belajar sekali kali ke Cilaku biarpun waktu itu tak menetap di Pondok Pesantren lagi. 
Pada Tanggal 28 Maret 1957 beliau menikah serta berhenti dari pondok pesantren serta setelah itu menetap di Bojongmeron Cianjur. Serta pada th. 1958 beliau memperoleh pekerjaan dari orang tuanya untuk mengatur mesjid yang pada saat itu belum dinamakan Al-Barkah yang lalu bangun sedikit untuk sedikit Pondok Pesantren Al-Barkah. Pada th. 1982 beliau menunaikan rukun islam yang ke lima berbarengan istrinya yang terkasih Almarhumah R. Hj. Zoelakha A. Rozy serta sekian kali melakukan umrah salah satunya pada th. 1994 serta th. 1997 (Ramadhan) 
Guru Guru Syaikhuna yang banyak menuntun beliau hingga beliau berusai enam belas th. diantarnya yaitu : 
 1. Hj. Hindun binti Abdurrahman (Ibu Kandung sendirinya) 
 2. KH. Fakhrur Rozy bin KH. M Yunus (bapak kandung sendiri) 
 3. KH. Mansur 
 4. KH. Cholid 
 5. KH. Masduki 
 6. KH. Ahmad Dimyati 
Guru guru di Pondok Pesangtren Bentur salah satunya yaitu : 
 1. KH. Abdul Qodir 
 2. KH. Rahmatullah 
Guru beliau di Pondok Pesantren Al-Munawwariyyah Cilaku yaitu KH. Ahmad Munawwar bin KH. M Rois As Silagi 
1. KH. Majduddin 
2. KH. R. Abdullah bin Nuh 
3. KH. Ahmad Suja'i 
4. KH. Dahlan 
5. KH. Habib Ali Hasan Al Zufri 
6. Ustadz Acep Ibrahim (Pengajar Al-Qur'an) 
Dari guru guru ini beliau pelajari kitab, yakni : 
 1. Ihya Ulumiddin 
 2. Ana Muslim, sunni, syafii 
 3. Mizan Kubro 
 4. Nubdzatul Mujmal 
 5. Al Musthasfa 
 6. Lughoh Arabiyyah 
 7. Tajwid 
4. Pengalaman Dalam Berdakwah 
Bakat berdakwah nampak sejak dari beliau remaja, dengan pengajian atau ceramah dihadapan santri. adapun mengawali ceramah di hadapan orang-orang umum mulai sejak beliau berusia dua puluh setahun, setelah itu berkembang ke banyak daerah di kabupaten Cianjur. 
serta yang paling menarik dalam soal dakwah ini, Syaikhuna menyampaikan bahwa pujaan beliau dalam berdakwah ada tiga yakni : 
 1. Ibu KH. Ahmad Munawwar, jadikan pujaan lantaran beliau sangatlah pakar dalam mengupas serta menguraikan permasalahan masalah agama dengan terinci. hal semacam ini jadikan beliau juga sebagai sosok ulama yang pengetahuan keagamaannya sangatlah mendalam. 
 2. Ibu KH. Abdullah bin Nuh, jadikan pujaan lantaran beliau dapat mengemukakan bhs yang sangatlah baik kepad mustam' dengan bicara yang sopan serta halus juga dihiasi sastra hingga mustami' rasakan terbawa narasi yang dikatakannya. 
3. Habib Ali Hasan Az Zufri, jadikan pujaan lantaran beliau dapat berdakwah dengan sedikit humor, hingga mustami' tak terasa jenh dalam dengarkan ceramahnya 
Bila Lihat ketiga pujaan Syaikhuna dalam berdakwah terasa memanglah telah cukup komplit untuk jadikan misal danbekal dalam berdakwah yang ideal ditengah tengah umat 
untuk menceritakan pengalaman dalam berdakwah syaikhuna cukup panjang, walau demikian di sini penulis cuma mengungkap dengan cara garis besarnya saja, lalu dilengkapi lewat cara serta cara berdakwah yang baik sesuai sama pengajaran beliau pada kita. 
adapun pengalaman berdakwah syaikhuna di Mancanegara diantaranya " 
Belanda, Mesir, serta Arab Saudi, sedang pengalaman berdakwah ditanah air yaitu di Irian Jaya, Jakarta serta banyak wilayah di Jawa Barat. cara dakwah yang baik untuk zaman saat ini menurut syaikhuna diantaranya : 
1. Kuasai materi dakwah dengan prima serta dapat mendramatisirkannya 
2. Memakai bhs yang sopan serta satu tingkat dengan situasi mustami' 
3. Dapat mengungkap permasalahan masalah yang sudi dengan permasalahan mustam' 
4. Tak terlampau monoton dalam berdakwah 
5. Serta yang terutama yaitu kemauan yang tulus serta ikhlas lantaran Allah SWT. 
lalu beliau menuturkan bahwa dalam kitab fawaidul makkiyyah ada teori malaka atau kekuatan akal. yang berisi yakni : 
1. Malakatul Istishol ini berarti kekuatan menangkap semua yang ditulis serta yang di baca oleh orang lain. 
2. Malakatul istikhroj, ini berarti kekuatan dalam semua arti yang tersirat 
3. Malakatul Istihdlor, ini berarti kekuatan untuk meningkatkan semua yang sudah dipelajari serta dapat menfatwakannya 
bila teori malakah tertulis diatas berkumpul pada seseorang da'i jadi sempurnalah kedudukannya juga sebagai seseorang muballigh. 

5. Kesibukan Ditengah Tengah Orang-orang 
Juga sebagai seseorang ulama yang banyak diperlukan oleh ummat baik dikalangan pemerintah, beberapa kyai, santri, mahasiswa serta orang-orang biasanya aktivitas, jadi aktivitas dalam sehari-harinya beliau sangatlah padat. Karier kehidupan ini memanglah telah dirintis mulai dari mulai sejak remaja. Sesudah merampungkan pendidikan di pondok pesantren serta lalu bermukim di Bojongmeron, dengan diawali berdagang kecil kecilan hingga ditunjuk serta diangkat jadi lurah oleh Ayah Bupati pada tanggal 2 januari 1967 hingga tanggal 14 April 1988. Seluruhnya ini sesungguhnya bukanlah cita cita beliau walau demikian pemerintah yang meminta serta orang-orang yang memaksa, pada akhirnya beliau jadi lurah sepanjang lebih kurang 21 th.. 
Lihat situasi syaikhuna sebagai lurah saat itu, ayahandanya terasa sedih lantaran hasratnya sebenarbta supaya syaikhuna jadi kyai di dalam tengah orang-orang. Walau demikian meskipun beliau jadi lurah saat itu jadwal mengaji serta mengajar namun terus dikerjakan, seperti umum seperti dulu. 
Dengan kehendak Allah SWT pada akhirnya sesudah beliau berhenti jadi lurah jadi kegiatan dalam kehidupan satu hari hari jadi jadi tambah dalam pembinaan ummat ditengah orang-orang serta bangun pondok pesantren Al-Barkah. 
Pondok Pesantren Al-Barkah didirikan dengan perjuangan yang cukup panjang, pada th. 1963 dengan madarasah yang sangatlah simpel serta jumlah sanri lebih kurang 40 orang pada saat itu. Perjuangan Syaikhuna untuk membangun pondok pesangtren Al Barkah ini memanglah banyak alami tantangan dari halangan serta Alhamdulillah dengan dibantu oleh ustadz H. Azhuri Hasyim, Ustad Ibih Qosim, Ustadz Acep Sudjana serta sebagian donator seperti Ayah H. Hudya pondok pesantren yang kita cintai berdiri permanen serta sedikit untuk sedikit berkembang untuk bangun kebutuhan ummat. 
Beliau sangatlah mengharapkan sekali, supaya pondok pesantren Al-Barkah dimasa waktu mendatang dapoat jadi besar dengan tak meninggalkan system serta cara belajar salafiyah. Sedang mottao Al-Barkah serta pesantren biasanya yaitu : “Mempertahankan hal lamayang masih tetap baik serta mengambil hal baru yang lebih baik” 
Syaikhuna menuturkan untuk sekaran ini pondok pesantren Al Barkah mempunyai tujuan diantaranya : 
a. Lebih tingkatkan service pada ummat 
b. Menyimpan pelajaran pelajaran yang datang dari luar kota untuk mengaji serta membahas agama. 
Pengajian di Pesantren Al Barkah dibantu diantaranya : 
1. KH. Mahmud Rozy (almarhum) 
2. KH. Ir. Iman muqoddas 
3. KH. Ibih Qosim (almarhum) 
4. Ny Atty Fakriyah Rozy 
5. K. Deni Majduddin 
6. Serta sebagian asatidz lainnya 
Adapun organisasi organisasi Islam serta aktivitas kegiatan yang beliau ikuti diantaranya : 
1. MUI Kab. Cianjur (Ketua Komisi Fatwa serta Hukum) 
2. NU Kab. Cianjur (Rois Syuriah NU) 
3. ICMI kab. Cianjur (Ketua Dewan Ahli) 
4. Pengasuh serta Mursyid pengajian Ihya ul Ihya 
5. Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Al-Barkah 
6. Guru Besar di Pondok Pesantren Al Ihya Bogor 
7. Rektor STAINU Cianjur 
8. Dosen STAIS Al-Ianah serta salah satu pendiri STAIS 
9. Ketua BAZ Kab. Cianjur 
10. Anggota DPRD Kab. Cianjur untuk 2 x periode 
Disamping yang sudah dijelaskan di atas, beliau juga banyak isi pengajian di lembaga instansi pemerintahahn, swasta, pengajian alim ulama di Ciranjang, karangtengah, Mande, Cianjur, serta Cipanas. Umum tetapi sebagaimanapun sibuknya beliau dengan jadwal aktivitas itu terus tak melupakan pengajian dipondok pesantren pada santrinya terlebih pada keluarganya. 
Juga sebagai catatan utama untuk kita, bahwa sebagian alumni pondok pesantren Albarkah banyak yang sudah bikin pondok pesantren, Majlis Ta’lim, instansi pendidikan baik di Batam, Bandung, Sukabumi, Cipanas, , Medan, serta banyak wilayah yang lain. Semoga pada masa yang akan datang makin banyak lagi alumni alumni Al Barkah yang membangun pondok Pesantren serta instansi lembaga yang lain
Disela sela kesibukannya, syaikhuna banyak menulis buku serta kitab juga menterjemahkan sebagian kitab ke bhs sunda serta indonesia salah satunya : 
1. Terjemah tanwirul hija 
2. Terjemah aqidatul awam 
3. Terjemah jauharuttauhid 
4. Asmaul husna 
5. Fiqih zakat 
6. Fiqih haji 
7. Tuntunan ziarah 
8. Tuntunan mengatur mayit 
9. Arrisalah fi adillatimasaili zakat 
10. Khutbah jum’at setahun dua jilid 
11. Fiqih muamalah 
12. Adabul abidin 
13. Terjemah fi zhilalil ka’bah 
14. Tajhizul Janazil Muslim 
15. Babun Nikah 
16. Masuknya Islam di Jawa Barat 
17. Ahlus Sunnah wal Jamaah 

6. Kesuksesan Dalam Menuntun Pengajian Ihya Ul Ihya 
Syaikhuna mengawali untuk menuntun pengajian ihya ul ihya sejak dari tanggal 1 juli 1970 hingga saat ini, serta bisa dipikirkan begitu cukuplamanya beliau menuntun pengajian dengan istiqomah. Pengajian yang pada awalnya cuma ada pada satu tempat juga diikuti oleh sebagian orang saja saat ini jadi suatu pengajian yang bisa menjalin ukhuwah orang-orang Cianjur Kota sekitarnya dengan pengkajian pengetahuan yang banyak diikuti oleh semua susunan orang-orang 
Pengajian ihya ul ihya bisa disebutkan sudah jadi darah daging untuk orang-orang Cianjur serta banyak yang menilainya juga sebagai pengajian yang berhasil untuk ukuran pada saat saat ini. 
Kehadiran Syaikhuna dalam pengajian Ihya Ul Ihya adalah mursyid pada jama’ahnya. Dengan kitab ihya ul Ihya, Qulyubi, Hikam beliau dapat bikin jamaah jadi tertarik serta terus-terusan ikuti pengajian. Serta pengajian ini sudah disadari oleh alim ulama yang ada di Cianjur dengan pengkajian yang berkhaskan tasawuf serta fiqih. Banyak yang menyampaikan, bahwa bila syaikhuna menerangkan kitab Ihya seperti kita itu dalam bhs sunda saja, hingga dapat difahami oleh semua jamaah di dalam mengaush pengajian ihya ini beliau dibantu oleh : 
1. KH. R. Harun 
2. KH. Abdussalam 
3. KH Mahmud Rozy 
4. KH. Ibih Qosim 
5. KH. MZ Abidin 
6. KH. Kamaludin Azhari 
7. KH. Zainuddin 
8. KH. Deni Ramadhoni 
9. KH. Ma’mun Abdullah 
10. K. Adi Surya 
11. H. Jailani 
12. K. Deni Majduddin 
Almarhum Ibu KH. Abdullah bin Nuh saat itu dengarkan Syaikhuna menerangkan kitab Ihya dalam satu pengajian terasa tertarik dengan cara yang di sampaikan oleh Syaikhuna hingga ibu memberi anjuran saat itu supaya pengajian ini dikerjakan dengan beralih geser tempat. 
KH. R. Abdul Halim (ketua MUI Kabupaten Cianjur) juga sebagai teman dekat Syaikhuna yang sudah bergaul lebihdari 30 th. pada penulis beliau menyampaikan bahwa keilmuan syaikhuna untuk vilayah kabupaten cianjur adala hcukup dapat dibuktikan diamanatinya beliau untuk mengajar beberapa ulama dibeberapa daerah. beliau menyampaikan lagi, sepanjang saya bergaul dengan beliau, KH. Abdul Qodir Rozy tak pernah hadapi kesusahan didalam menjawab atau menterjemahkan suatu hal baik hukum ataupun histori. Serta yang saya kagumi satu hal dari karakter beliau yaitu apabila mengambil keputusan suatu hal senantiasa tegas serta terang hal semacam ini lantaran kepercayaan pengetahuan yang beliau miliki 
Pengajian ihya ul ihya dikerjakan tiap-tiap pagi dengan cara bergilir dengan tempat yang terus yakni : 
Hari Jum’at : Di Pondok Pesantren Al-Barkah 
Hari Minggu : Di Bojongherang 
Hari Selasa : Di Masjid Agung Cianjur 
Serta terkecuali ketiga tempat yang sudah diputuskan, pengajian dikerjakan dengan cara bergilir dari masjid ke masjid juga musholla ke musholla yang ada di Cianjur, diawali jam 06. 00-07. 00 WIB. Kitab-kitab yang dikaji terkecuali kitab Ihya juga kitab kitab fiqih seperti fathmul muin, qulyubi, Hikam serta lain lain. 
 Pengajian ini diikuti oleh jamaah lebih kurang tiga ratus orang bahkan juga kadang-kadang kian lebih itu. Kita berdo’a supaya pengajian ihya selalu jalan serta diikuti oleh jamaah yang semakin banyak lagi. 

No comments:

Post a Comment

Designed By